Kamis, 09 Mei 2013

Retaknya hubungan Axl dan Slash: Dari pemecatan Gilby Clarke sampai Lagu Sympathy for The Devil (Part 2)



Keputusan Axl untuk memecat Gilby dan merekrut Paul Tobias menyebabkan hubungannya dengan Slash memanas. Sebagian fans bahkan memandang Paul Tobias adalah Yoko Ono-nya Guns N’ Roses. Yoko Ono adalah orang yang paling disalahkan atas perpecahan The Beatles. Perempuan inilah yang menyebabkan John Lennon dan Paul McCartney tidak dapat bekerjasama lagi.

Setelah berbeda pendapat tentang gitaris baru mereka, perbedaan antara Axl dan Slash kembali mencuat pada saat Guns ditawari untuk meng-aransemen ulang lagu Sympathy for The Devil milik Rolling Stones. Lagu itu akan dijadikan soundtrack film Interview with The Vampire (1994) yang dibintangi oleh Tom Cruise dan Brad Pitt.

Sesaat setelah melihat filmnya, Slash langsung menelepon Tom Cruise dan mengatakan terus terang bahwa menurutnya film Interview with The Vampire menyebalkan dan dia tidak tertarik untuk mengisi soundtrack film tersebut. Slash mengatakan pada Cruise agar menyampaikan pada produser untuk menggunakan versi original Stones saja.

Namun bertolak belakang dengan sikap Slash yang menolak untuk mengisi soundtrack film Interview with The Vampire, Axl justru menyukai film tersebut dan menerima tawaran untuk mengcover lagu Sympathy for The Devil. Lagi-lagi kemauan sang frontman harus diikuti. Akhirnya dengan ogah2an karena merasa kecewa, marah dan frustasi, Slash mengisi part gitar lagu tersebut.

Pada saat pembuatan Sympathy for The Devil, gesekan antara Axl dan Slash semakin terasa. Mereka hampir tidak pernah berkomunikasi secara langsung. Komunikasi antara sang frontman dan sang gitaris hanya dilakukan lewat managemen. Setelah Axl mendengarkan rekaman lagu Sympathy for The Devil yang telah diisi oleh Slash, Duff dan Matt dengan instrument mereka masing2, Axl tidak puas dengan bagian gitar Slash dan meminta Slash menggantinya supaya lebih menyerupai Keith Richards.

Slash menolak untuk mengganti bagian gitarnya dengan alasan untuk apa dia harus menyamakan dengan Keith, toh ini versi Guns. Tapi Axl bersikeras dan mengatakan jika Slash tidak mengganti part gitarnya, maka Axl tidak akan mengisi vokalnya. Slash pun mengganti bagian gitarnya.

Saat mendengar bahwa Axl akan datang ke studio untuk mengisi vokal pada Sympathy for The Devil, Slash sengaja datang untuk menemui sang vokalis dan berbicara dengannya secara pribadi. Pembicaraan antara mereka terjadi sekitar 15 menit dan selama beberapa menit itu Axl hanya berbicara sambil membaca majalah tanpa pernah mengadakan kontak mata dengan Slash. Slash marah terhadap sikap Axl dan langsung pergi meninggalkan studio begitu saja.

Kekesalan sang gitaris memuncak ketika dia mendengarkan lagu Sympathy yang sudah jadi dan menyadari bahwa bagian gitarnya ditimpa oleh permainan gitar Paul Tobias. Yang lebih  buruk lagi, Paul mengcopy solo gitar Slash. Slash tidak terima dengan hal itu, dia menganggap itu adalah sebuah penghinaan, menimpa dan mengcopy bagian gitarnya tanpa permisi lebih dulu.

Sejak itu Slash seperti kehilangan interest terhadap Guns. Dia menyatakan mencuci tangan terhadap lagu Sympathy for The Devil dan juga terhadap apa yang terjadi dalam Guns pada saat itu. Slash memilih untuk fokus pada band dan proyeknya sendiri, Slash’s Snakepit.          

Dalam autobiography-nya, Slash juga mengatakan, “Jika kamu bertanya-tanya seperti apa lagu dari sebuah band yang pecah. Dengarkan saja Sympathy for The Devil yang direkam untuk soundtrack Interview with The Vampire pada musim gugur tahun 1994. Jika ada satu track Guns yang aku tidak ingin mendengarnya lagi, lagu itu jawabnya.”

Rabu, 08 Mei 2013

Retaknya Hubungan Axl dan Slash: dari Pemecatan Gilby Clarke sampai Lagu Sympathy for The Devil (Part 1)

Tahun 1994, setelah merilis album The Spaghetti Incident pada bulan November tahun sebelumnya, para personil Guns N’ Roses mulai masuk ke studio untuk mempersiapkan album berikutnya. Setelah beberapa bulan, mereka belum menghasilkan apa2,bahkan tidak satu lagupun terselesaikan. Saat itu para personil Guns tampaknya hanya sibuk mengerjakan materinya masing2 dan tidak mencapai titik kompromi untuk menjadikan materi mereka menjadi sebuah lagu. 

Di tengah situasi seperti itu, tiba2 Axl memecat Gilby  Clarke dengan dalih dia tidak bisa bekerjasama dengan Gilby dalam menulis lagu dan bahwa Gilby hanya personil sewaan. Keputusan ini diambil oleh Axl sendiri tanpa melibatkan personil yang lain. Axl hanya menelepon untuk memberitahu yang lain bahwa Gilby dipecat. Meskipun Slash sangat menyayangkan hal itu, dia menerima keputusan sang frontman.

Selanjutnya Axl merekrut Paul Huge aka Paul Tobias untuk menggantikan Gilby. Paul adalah teman Axl dari kota kelahirannya, Indiana dan dia juga menjadi co writer dalam lagu “Back Off Bitch” yang telah ditulis sebelum Appetite dirilis. Tapi Slash justru tidak dapat bekerjasama dengan gitaris baru pilihan Axl itu. Slash menilai Paul Tobias sama sekali tidak memiliki kepribadian baik maupun keahlian dalam memainkan gitar. Bahkan Slash pernah mengatakan Paul Tobias adalah gitaris paling tidak berbakat yang pernah ditemuinya sepanjang hidup.  

Slash terus mencoba untuk bisa “klik” dengan Paul tapi tidak pernah berhasil. Setiap latihan selalu berujung pada personil2 yang lain menatap mereka (Slash dan Paul) yang tampak sekali tidak memiliki chemistry satu sama lain. Tapi Paul tidak terganggu dengan hal itu, dia justru terkesan arogan. Paul merasa posisinya kuat karena dibawa oleh Axl dan personil Guns yang lain harus menerima kenyataan itu. Dia seperti tidak mau berusaha untuk diterima atau beradaptasi dengan personil yang lain.

Hal itu yang membuat Slash semakin berang dan akhirnya bicara dengan Axl. “Hei bung, dengar. Aku sudah berusaha bermain dengan Huge dan aku sudah berusaha mencari apa yang dia bisa bawa untuk Guns, yang mungkin aku belum melihatnya… tapi aku tidak menemukannya. Dia tidak punya chemistry untuk bermain bersamaku, tidak juga dengan yang lain.  Kupikir kita tidak akan berhasil dengan orang ini… aku bahkan tidak bisa minum bir bersama dengannya.”  Axl tampak tidak suka dan menjawab, “mengapa kamu harus minum bir bersama dengannya?” Slash menjawab “Kamu tahu maksudku.” Axl hanya berkata singkat sambil berlalu, “Tidak. Aku tidak tahu.”

Kemudian tempat menulis lagu dipindah ke studio di rumah Slash. Tapi situasi semakin memburuk. Ketegangan semakin terasa diantara para personil sampai akhirnya Slash mengatakan pada sang manager Doug Goldstein agar latihan tidak diadakan di rumahnya lagi. Keesokan harinya, Axl marah dan bertanya pada Slash, “Mengapa kita tidak bisa menulis lagu ditempatmu? Apa masalahnya?” Slash menjawab, “Aku sudah berada pada batas kesabaranku, bung. Semua ketegangan ini adalah hal negatif dan ini rumahku. Semua yang kita lakukan sekarang hanya energi yang buruk.” Dan hubungan kedua pentolan Guns N’ Roses itu semakin merenggang.

(to be continued)