Minggu, 15 Desember 2013

Dipecatnya Matt Sorum & Hengkangnya Duff McKagan dari Guns N' Roses



Setahun setelah Slash meninggalkan Guns N’ Roses pada tahun 1996, band yang pernah mendapat julukan sebagai band paling berbahaya sedunia itu belum menemukan pengganti sang gitaris. Hanya Paul Huge satu2nya gitaris di Guns dan belum ada kemajuan yang berarti tentang album baru mereka.

Suatu malam, para personil GN’R sedang berkumpul di studio. Di tengah2 pembicaraan mereka, Paul Huge mengatakan dia baru saja menonton penampilan Slash bersama bandnya, Slash’s Snakepit di David Letterman Show dan menurut penilaian Paul band itu payah, baik penampilan maupun lagunya. Mendengar itu, Matt yang bersahabat dengan Slash spontan membantah “ Dengar bung. Ketika aku duduk dalam ruangan ini, aku sangat menghargai jika kamu tidak mengatakan hal2 yang buruk tentang Slash. Dia masih temanku. Kamu bahkan tidak layak dibandingkan dengannya. Dia jauh lebih berbakat dibandingkan kamu, jadi lebih baik tutup mulutmu.”

Hubungan Matt dengan Slash memang cukup dekat, bahkan diawal pembentukan Snakepit, Matt dan Gilby Clarke ikut bergabung dalam band tersebut. Matt hanya mengisi drum pada saat rekaman, kemudian ketika Snakepit akan melakukan tur, dia tidak bisa bergabung karena pihak managemen Guns N’ Roses memintanya kembali fokus ke Guns. Konon Geffen Records juga sempat menarik dukungan finansialnya ke Snakepit agar Slash tidak melanjutkan tur dan kembali ke studio untuk mengerjakan album baru Guns.  

Melihat pertengkaran antara Matt dan Paul, Axl yang tidak suka dengan Slash, tentu membela Paul. Tapi Matt tidak mau kalah, dia justru berbalik menyerang Axl, “Kamu tau apa, bung? Kamu sedang menghisap ganja kalau kamu berpikir bahwa tanpa Slash, band ini tetap Guns N’ Roses.  Kamu akan  menyanyikan Sweet Child o’ Mine dengan Paul Fucking Huge? Sorry bung, itu tidak akan bagus. Memainkan Welcome to The Jungle tanpa Slash?” Axl memotong “Akulah Guns N’ Roses, aku tidak butuh Slash” Matt membantah, “Tidak, kamu bukan Guns N’ Roses.” Axl dan Matt masih terlibat perdebatan sengit selama beberapa menit hingga akhirnya Axl berkata, “Baiklah, apa kamu ingin berhenti?” Matt menjawab, “Tidak, aku tidak ingin berhenti.” Axl melanjutkan dengan singkat, “Kalau begitu kamu dipecat.”

Matt meninggalkan studio dengan kesal dan Paul Huge mengikutinya sampai area parkir dan berkata, “Apa yang terjadi bung? Masuklah kembali dan minta maaf padanya.” Matt hanya berkata, “Keparat kau, Yoko. Aku pergi.” Matt memang menganggap Paul Huge seperti Yoko Ono nya Guns N’ Roses.
Sampai di rumah, Matt mengatakan pada teman2nya (Para personil band bernama Candlebox yang dia produseri dan tinggal di rumah Matt) bahwa dia dipecat. Teman2nya mengatakan bahwa Axl pasti akan menelepon Matt lagi untuk meralat keputusannya seperti yang pernah dilakukan sebelumnya. Tapi Matt yakin bahwa setelah pertengkaran sengit malam itu, Axl tidak akan meneleponnya untuk memintanya kembali ke Guns.  Dan tidak lama kemudian, dia mendapatkan surat pemberhentiannya.

Tentang pemberhentian Matt Sorum, Duff berkomentar, “Matt memang tidak pernah menjadi anggota penuh Guns N’ Roses, dia seperti duduk di kursi penolakan dan Axl bisa memecatnya sewaktu2.” Namun bagaimanapun, Duff mencoba berbicara kepada Axl bahwa seharusnya keputusan untuk memberhentikan Matt adalah keputusan kolektif, karena Guns adalah sebuah band, pemberhentian seorang personil tidak bisa ditentukan oleh Axl seorang. Tapi Axl tetap pada pendiriannya.

Ketika Slash meninggalkan Guns, tidak mudah bagi Duff menerima kenyataan bahwa teman karibnya itu tidak lagi bersamanya di band yang mereka mulai bersama. Ditambah lagi dengan dipecatnya Matt Sorum, Duff semakin merasa tidak nyaman karena kehilangan teman2 dekatnya. Semua itu membuatnya berpikir bahwa mungkin dia juga harus meninggalkan Guns. Itu hanya masalah waktu, cepat atau lambat itu pasti akan terjadi.

Selang beberapa saat setelah pemecatan Matt, Duff mengundang Axl makan malam dan Duff menyampaikan bahwa dia berhenti dari Guns, “Sudah cukup. Band ini menjadi sangat diktator sekarang dan aku tidak ingin bermain dalam band dengan kondisi seperti ini. Cari saja orang lain“ kata Duff.

Dengan dipecatnya Matt dan keluarnya Duff, saat itu hanya tinggal Axl, Dizzy dan Paul saja yang tersisa di Guns N’ Roses. “Aku tidak pernah bermain musik demi uang dan aku juga tidak berpikir untuk memulainya saat itu. Aku punya rumah dan secara finansial aku aman. Maka aku meninggalkan Guns. Itu adalah saat2 terberat dalam karirku di Guns.” Kenang Duff tentang keputusannya meninggalkan band yang membesarkan namanya itu.     

Minggu, 22 September 2013

Tentang Dave Navarro

Setelah Izzy Stradlin cabut dari Guns, Axl melirik Dave Navarro untuk menggantikan Izzy. Slash tidak sependapat dengan ide Axl tersebut karena menurutnya, Dave Navarro lebih cocok mengisi posisi sbg lead guitarist, sedang Guns membutuhkan seorang rhyhm guitarist.

Meski demikian, Slash tetap mengikuti kemauan sang frontman untuk nge-jam bareng dengan Dave di studio. Beberapa kali diundang, Dave tidak datang. Slash mengatakan pada Axl bahwa Dave sepertinya enggan untuk bergabung di Guns, terbukti dia tidak antusias menanggapi undangan Axl.

Tapi bukan Axl namanya kalau langsung menerima begitu saja. Dia adalah type orang yang memiliki keinginan yang kuat dan akan memperjuangkannya mati2an. Saat itu juga ia kembali menghubungi Dave dan meyakinkan Slash bahwa semua akan berjalan lancar.

Namun saat Dave tidak nongol juga di studio setelah itu, Slash justru merasa lega dan menang. Akhirnya Axl menyerah dan mengurungkan niatnya untuk merekrut Dave Navarro. Dan kemudian waktu bergulir… sampai mereka menemukan gitaris pengganti Izzy, dialah Gilby Clarke.

Kalo liat formasi Guns sekarang, dimana ada dua orang lead guitarist, aku baru mengerti kenapa waktu itu Axl ingin menyandingkan Dave Navarro dengan Slash. Axl punya mimpi untuk menghadirkan dua lead guitarist di Guns N' Roses. Dari suatu sumber, disebutkan bahwa saat itu Axl terobsesi untuk menghadirkan duet Slash dengan Dave Navarro atau Slash dengan Zakk Wylde.

Jumat, 13 September 2013

10 Hal yang Sebaiknya Dilakukan & Tidak Dilakukan Jika Ingin Sukses Di Industri Musik versi Duff McKagan



1.      Jika kamu terjun ke dunia musik hanya untuk gadis2 & narkoba, bukan karena kesukaan pada lagu atau karena kekuatan musikal- pulang saja.

2.      Jangan menghisap ganja di pesawat jet sewaan. Baunya akan kemana2.

3.      Cintai orang2 dalam bandmu – atau gunakan saja NN dalam bandmu sebagai batu loncatan

4.      Berikan nama yang keren pada bandmu. Kecuali bandmu sangat bagus sehingga nama tidak begitu penting. Pilihlah nama yang memiliki sebuah arti bagi band dan carilah gambar yang merupakan refleksi dari musik bandmu. Lihat saja, “Muse” adalah nama yang lemah tapi sekali kamu melihat atau mendengarkannya, nama itu menjadi hal terakhir yang kamu pikirkan.

5.      Jangan menandatangani kontrak yang mengikatmu dengan seorang manager. Tidak ada timbal balik yang nyata untuk artis disini. Jika seorang manager mempercayaimu dan bisa memberimu tur yang keren, deal yang bagus, maka beri saja dia komisi. Percayalah, tidak menandatangani sebuah kontrak membuat manager terus menerus mengejar si artis.

6.       Jangan kecanduan. Narkoba dan alkohol bisa tampak sexy dan menyenangkan – sampai kamu tidak dapat hidup tanpa barang2 itu. Kemudian kamu akan menjadi dungu & mengerikan.

7.      Lihatlah bagaimana bisnis berjalan disekitarmu. Bertanyalah dan jangan malu untuk melakukannya. “Berapakah biaya untuk membuat sebuah T-shirt?” atau “Apakah arti sebenarnya dari publishing?” itu contoh saja.

8.      Dari awal, pastikan bahwa kamu dan teman bandmu punya tujuan yang sama. Ketika GN’R dimulai, ada lead gitaris dan drummer yang berbeda pandangan. Ketika Axl, Izzy dan aku menyanggupi tur ala punk rock ke West Cost tahun 1985, kedua orang ini tidak ingin meninggalkan kenyamanan LA. Kami tetap pergi kesana dan menemukan orang yang mau: Slash dan Steven Adler.

9.      Biasakanlah jauh dari hal2 yang enak maupun suasana nyaman di rumah. Jika perlu bawa boneka teddy beruangmu. Dan dapatkan Skype.

10. Jangan menjadi seorang brengsek bagi band lain. Jika kamu sedang keluar dan nongkrong, menjadi orang brengsek akan sangat menyulitkanmu.



Kamis, 09 Mei 2013

Retaknya hubungan Axl dan Slash: Dari pemecatan Gilby Clarke sampai Lagu Sympathy for The Devil (Part 2)



Keputusan Axl untuk memecat Gilby dan merekrut Paul Tobias menyebabkan hubungannya dengan Slash memanas. Sebagian fans bahkan memandang Paul Tobias adalah Yoko Ono-nya Guns N’ Roses. Yoko Ono adalah orang yang paling disalahkan atas perpecahan The Beatles. Perempuan inilah yang menyebabkan John Lennon dan Paul McCartney tidak dapat bekerjasama lagi.

Setelah berbeda pendapat tentang gitaris baru mereka, perbedaan antara Axl dan Slash kembali mencuat pada saat Guns ditawari untuk meng-aransemen ulang lagu Sympathy for The Devil milik Rolling Stones. Lagu itu akan dijadikan soundtrack film Interview with The Vampire (1994) yang dibintangi oleh Tom Cruise dan Brad Pitt.

Sesaat setelah melihat filmnya, Slash langsung menelepon Tom Cruise dan mengatakan terus terang bahwa menurutnya film Interview with The Vampire menyebalkan dan dia tidak tertarik untuk mengisi soundtrack film tersebut. Slash mengatakan pada Cruise agar menyampaikan pada produser untuk menggunakan versi original Stones saja.

Namun bertolak belakang dengan sikap Slash yang menolak untuk mengisi soundtrack film Interview with The Vampire, Axl justru menyukai film tersebut dan menerima tawaran untuk mengcover lagu Sympathy for The Devil. Lagi-lagi kemauan sang frontman harus diikuti. Akhirnya dengan ogah2an karena merasa kecewa, marah dan frustasi, Slash mengisi part gitar lagu tersebut.

Pada saat pembuatan Sympathy for The Devil, gesekan antara Axl dan Slash semakin terasa. Mereka hampir tidak pernah berkomunikasi secara langsung. Komunikasi antara sang frontman dan sang gitaris hanya dilakukan lewat managemen. Setelah Axl mendengarkan rekaman lagu Sympathy for The Devil yang telah diisi oleh Slash, Duff dan Matt dengan instrument mereka masing2, Axl tidak puas dengan bagian gitar Slash dan meminta Slash menggantinya supaya lebih menyerupai Keith Richards.

Slash menolak untuk mengganti bagian gitarnya dengan alasan untuk apa dia harus menyamakan dengan Keith, toh ini versi Guns. Tapi Axl bersikeras dan mengatakan jika Slash tidak mengganti part gitarnya, maka Axl tidak akan mengisi vokalnya. Slash pun mengganti bagian gitarnya.

Saat mendengar bahwa Axl akan datang ke studio untuk mengisi vokal pada Sympathy for The Devil, Slash sengaja datang untuk menemui sang vokalis dan berbicara dengannya secara pribadi. Pembicaraan antara mereka terjadi sekitar 15 menit dan selama beberapa menit itu Axl hanya berbicara sambil membaca majalah tanpa pernah mengadakan kontak mata dengan Slash. Slash marah terhadap sikap Axl dan langsung pergi meninggalkan studio begitu saja.

Kekesalan sang gitaris memuncak ketika dia mendengarkan lagu Sympathy yang sudah jadi dan menyadari bahwa bagian gitarnya ditimpa oleh permainan gitar Paul Tobias. Yang lebih  buruk lagi, Paul mengcopy solo gitar Slash. Slash tidak terima dengan hal itu, dia menganggap itu adalah sebuah penghinaan, menimpa dan mengcopy bagian gitarnya tanpa permisi lebih dulu.

Sejak itu Slash seperti kehilangan interest terhadap Guns. Dia menyatakan mencuci tangan terhadap lagu Sympathy for The Devil dan juga terhadap apa yang terjadi dalam Guns pada saat itu. Slash memilih untuk fokus pada band dan proyeknya sendiri, Slash’s Snakepit.          

Dalam autobiography-nya, Slash juga mengatakan, “Jika kamu bertanya-tanya seperti apa lagu dari sebuah band yang pecah. Dengarkan saja Sympathy for The Devil yang direkam untuk soundtrack Interview with The Vampire pada musim gugur tahun 1994. Jika ada satu track Guns yang aku tidak ingin mendengarnya lagi, lagu itu jawabnya.”

Rabu, 08 Mei 2013

Retaknya Hubungan Axl dan Slash: dari Pemecatan Gilby Clarke sampai Lagu Sympathy for The Devil (Part 1)

Tahun 1994, setelah merilis album The Spaghetti Incident pada bulan November tahun sebelumnya, para personil Guns N’ Roses mulai masuk ke studio untuk mempersiapkan album berikutnya. Setelah beberapa bulan, mereka belum menghasilkan apa2,bahkan tidak satu lagupun terselesaikan. Saat itu para personil Guns tampaknya hanya sibuk mengerjakan materinya masing2 dan tidak mencapai titik kompromi untuk menjadikan materi mereka menjadi sebuah lagu. 

Di tengah situasi seperti itu, tiba2 Axl memecat Gilby  Clarke dengan dalih dia tidak bisa bekerjasama dengan Gilby dalam menulis lagu dan bahwa Gilby hanya personil sewaan. Keputusan ini diambil oleh Axl sendiri tanpa melibatkan personil yang lain. Axl hanya menelepon untuk memberitahu yang lain bahwa Gilby dipecat. Meskipun Slash sangat menyayangkan hal itu, dia menerima keputusan sang frontman.

Selanjutnya Axl merekrut Paul Huge aka Paul Tobias untuk menggantikan Gilby. Paul adalah teman Axl dari kota kelahirannya, Indiana dan dia juga menjadi co writer dalam lagu “Back Off Bitch” yang telah ditulis sebelum Appetite dirilis. Tapi Slash justru tidak dapat bekerjasama dengan gitaris baru pilihan Axl itu. Slash menilai Paul Tobias sama sekali tidak memiliki kepribadian baik maupun keahlian dalam memainkan gitar. Bahkan Slash pernah mengatakan Paul Tobias adalah gitaris paling tidak berbakat yang pernah ditemuinya sepanjang hidup.  

Slash terus mencoba untuk bisa “klik” dengan Paul tapi tidak pernah berhasil. Setiap latihan selalu berujung pada personil2 yang lain menatap mereka (Slash dan Paul) yang tampak sekali tidak memiliki chemistry satu sama lain. Tapi Paul tidak terganggu dengan hal itu, dia justru terkesan arogan. Paul merasa posisinya kuat karena dibawa oleh Axl dan personil Guns yang lain harus menerima kenyataan itu. Dia seperti tidak mau berusaha untuk diterima atau beradaptasi dengan personil yang lain.

Hal itu yang membuat Slash semakin berang dan akhirnya bicara dengan Axl. “Hei bung, dengar. Aku sudah berusaha bermain dengan Huge dan aku sudah berusaha mencari apa yang dia bisa bawa untuk Guns, yang mungkin aku belum melihatnya… tapi aku tidak menemukannya. Dia tidak punya chemistry untuk bermain bersamaku, tidak juga dengan yang lain.  Kupikir kita tidak akan berhasil dengan orang ini… aku bahkan tidak bisa minum bir bersama dengannya.”  Axl tampak tidak suka dan menjawab, “mengapa kamu harus minum bir bersama dengannya?” Slash menjawab “Kamu tahu maksudku.” Axl hanya berkata singkat sambil berlalu, “Tidak. Aku tidak tahu.”

Kemudian tempat menulis lagu dipindah ke studio di rumah Slash. Tapi situasi semakin memburuk. Ketegangan semakin terasa diantara para personil sampai akhirnya Slash mengatakan pada sang manager Doug Goldstein agar latihan tidak diadakan di rumahnya lagi. Keesokan harinya, Axl marah dan bertanya pada Slash, “Mengapa kita tidak bisa menulis lagu ditempatmu? Apa masalahnya?” Slash menjawab, “Aku sudah berada pada batas kesabaranku, bung. Semua ketegangan ini adalah hal negatif dan ini rumahku. Semua yang kita lakukan sekarang hanya energi yang buruk.” Dan hubungan kedua pentolan Guns N’ Roses itu semakin merenggang.

(to be continued)

Jumat, 05 April 2013

Pendapat mereka tentang Steven Adler



“Steven bukan drummer terbaik di dunia dilihat dari sisi manapun. Bahkan kadang Duff harus memberitahunya bagaimana memainkan sebuah lagu. Tapi dia punya suatu kualitas yang dia bawa ke dalam GN’R, yang diterima sebagai bagian dari Magic oleh personil yang lain. Dia memiliki antusiasme yang luar biasa terhadap yang dia lakukan. Matt seorang drummer yang sangat kompeten, hanya saja dia tidak bisa menirunya. Matt sangat konsisten dalam permainannya tapi dia juga punya tangan yang berat. Matt tidak bisa mendapatkan feel yang dibawa Steven. Apakah kami menginginkan Steven dipecat? Tidak.”  
(Alan Niven, Ex Manager)

“Pertama kali aku menyadari apa yang Steven lakukan dalam band adalah ketika Steven mematahkan tangannya dalam percekcokan di sebuah Bar di Michigan tahun 1987. Jadi kami mengambil drummer Cinderella: Fred Coury untuk show di Houston. Secara teknik, Fred bermain bagus dan mantap tapi lagu2 kami jadi terdengar aneh. Lagu2 itu ditulis dengan Steven yang memainkan drumnya dan gaya swing-nya menjadi dorongan & tarikan yang memberi rasa dalam lagu kami. Ketika itu tidak ada, … sulit dipercaya, itu jadi aneh, tidak ada yang berhasil.”
(Izzy Stradlin)
  
“Pemakaian narkoba selama bertahun2 telah menghancurkannya secara kejam, tapi itu semua tidak bisa mencuri bakat dan pukulan drumnya.”
(Duff McKagan)