“World on Fire” menandai album
keduamu dengan bandmu Myles Kennedy, Brent Fitz dan Todd Kerns. Bagaimana kamu
merasakan dinamika antar kalian berempat berkembang?
Slash: Kami punya chemistry yang
alami sejak semula. Makin lama kami bersama, chemistry itu makin berkembang.
Dan karena semua rangkaian tur dan situasi berbeda yang kami alami, baik
sebagai sebuah band maupun sebagai pemain musik, tanpa kami sadari kami semua belajar
dari itu. Itu nampak saat kami menulis dan merekam lagu. Itu hal yang tidak
bisa dikatakan tapi aku bisa merasakannya. Itu adalah evolusi alami bagi sekelompok
musisi dalam sebuah band.
Myles: Lebih dari empat tahun ini
kami tentu berkembang sebagai sebuah band. Memanfaatkan vokal Todd dan kemampuan Brent
sebagai seorang instrumentalis multi tentu bisa menggambarkan bagaimana
kemampuan The Conspirators. Aku merasa itu merupakan nilai tambah pada apa yang
Slash dan aku lakukan sebagai penulis lagu. Tidak menyebut mereka berdua sebagai
bagian besar dari proses aransemen. Todd bahkan membawa perkembangan yang keren
yang kami pakai untuk lirik dalam “Shadow Life” dan dia juga menambahkan sebuah
intro yang luar biasa di “The Dissident” yang sangat menyenangkan
Apa perbedaan terbesar antara album
terakhir “Apocalyptic Love” dan album baru “World on fire”?
Slash: Perbedaan terbesar adalah
bahwa band ini juga berkembang secara alami dengan begitu banyak tur dan segala
hal yang berbeda ini. Ada satu perbedaan dalam musik yang tampak di rekaman ini
dan keahlian menulis lagu khususnya. Perbedaan yang lain bahwa kami merekam
kedua album itu secara live tapi kita membiarkan album pertama (Apocalyptic
Love) tetap live. Hanya begitu saja, tidak ada overdubs, layer atau apapun
dalam teknis studio. Sedangkan dalam “World on Fire”, aku ingin melakukan
harmonisasi gitar dan menggandakan bagian2 tertentu dan menciptakan sound. Ini
adalah rekaman yang sedikit lebih diproduksi dalam hal itu.
Myles: Kami tidak menghabiskan
banyak waktu dalam aransemen selama sesi Apocalyptic. Kupikir itu adalah bagian
dari alasan mengapa rekaman ini terdengar lebih menyatupadu. Slash menghabiskan
banyak waktu dengan Todd dan Brent dalam aransemen. Sementara aku sedang tur
bersama dengan Alter Bridge akhir tahun lalu. Ketika aku selesai tur, aku
menemui mereka di LA supaya mereka dapat merasakan feel-nya akan bagaimana
lagu2 itu setelah diisi vokal. Perbedaan yang lain adalah bahwa Slash memainkan
semua bagian gitar dalam “World on Fire”. Dalam “Apocalyptic”, aku menyanyi dan
memainkan gitar dimana itu menyenangkan tapi tentu aku harus punya banyak waktu
untuk focus di lirik dll. Tidak bermain gitar dalam “World on Fire” memberiku lebih
banyak waktu untuk menyesuaikan lirik dan melodi. Pada akhirnya itu semakin
membuat lagu2nya menjadi lebih baik. Aku sangat senang dengan proses yang berjalan.
Untuk “World on Fire” kalian
bekerjasama dengan produser Michael “Elvis” Baskette.(Alter Bridge, Incubus,
Falling in Reverse) Apa yang kalian rasakan dia bawa?
Slash: Elvis sangat mengerti gitar dan
nada2nya layaknya drums, bass dan vokal. Bagiku, sangat penting bekerja sama
dengan seseorang yang sangat memahami sound gitar. Di jaman sekarang ini, sulit
menemukan seseorang yang mengerti sound gitar. Elvis benar2 pekerja keras yang
ekstim, Aku menganggap diriku sebagai pekerjakeras seperti Myles. Dia benar2
memberikan waktunya untukku. Jadi dia menarik sisi terbaik dalam diriku seperti
juga dalam diri Myles dan semuanya. Dia menyenangkan untuk diajak bekerjasama.
Myles: Elvis sangat brilian. Ini
adalah rekaman kelimaku bersamanya. Kemampuannya mengeluarkan sisi terbaik dari
sebuah band rock adalah sangat istimewa. Dia selalu tau apa yang fans ingin
dengarkan dari seorang artis. Dia melakukan hal yang luar biasa dalam
mendokumentasikan nada dan suara gitar Slash. Aku ingat saat pertama kau
mendengarkan solo gitar “Battleground”, aku meledak. Elvis mampu menangkap tanda2 sonik yang
membuat permainan gitar Slash menggetarkan aku 25 tahun yang lalu. Elvis
menangani semua elemen dalam proses rekaman ini. Dari arasemen sampai mix
akhir, dia benar2 total memastikan bahwa rekaman ini seperti seharusnya dan
banyak lagi.
Apakah kalian mendapatkan sound baru
selama proses produksi?
Slash: Ya dan tidak. Seluruh rekaman
ini terdengar benar2 baru dibandingkan album terakhir. Kami memang melakukan
banyak tonal, EQ dan gitar. Aku tidak dapat mengatakan kami anti teknologi baru,
karena kami melakukan ini dalam rekaman. Tapi dari sudut pandang nada dan
kesetaraan, kami tentu melakukan banyak hal baru.
Myles: Itu akan jadi pertanyaan
untuk Elvis atau Slash. Tapi aku tentu bisa mengenali beberapa pendekatan baru
yang belum pernah kudengar di dua album terakhir sebelumnya
Mengapa “World
on Fire” dipilih sebagai single?
Slash: Kupikir
akan ada banyak single dalam album tapi ini adalah lagu bagus yang menghentak.
Temponya naik, agresif, ini adalah lagu yang asyik. Aku suka semua dalam World
on Fire, lebih dari semua judul dan lirik yang ada didalamnya.
Myles: Ada
kerapatan dan dorongan tertentu yang membuatnya dipilih menjadi track pembuka.
Apa sebenarnya
arti judul album “World on Fire”?
Slash:
Secara literal, itu tentang pemanasan global. Tapi itu tidak menjadi katalisator
dalam judul itu. “World on Fire” lebih mengarah ke hal yang menyenangkan dan
positif – sebenarnya banyak konotasi seksual di lagu tersebut. Itu adalah
pelembutan dari tindakan gila dan menerobos semua pemberhentian.
Myles: “World
on Fire” bukan sebuah pernyataaan mendalam tentang dimana kita berada sebagai
sebuah planet. Itu tentang menjalani kehidupan secara total… . Sebagian orang
mungkin merasa track itu sebagai lagu tentang gejala alam tapi tema sebenarnya
adalah tentang menggunakan waktu dan melakukan hal2 yang membuatmu senang. Dan
lagi, aku tidak bisa mendikte apa arti lagu ini bagi setiap orang. Yang bisa
kulakukan hanya mengatakan apa yang ada dalam pikiranku ketika lirik lagu itu ditulis.
Lagu lain
apa yang kamu rasa menyorot bagimu saat ini?
Slash: Ketika
mengerjakan sebuah album, aku benci mengidentifikasi satu atau dua lagu
tertentu. Ini tidak seperti sebuah album ditulis dengan satu lagu hebat dan
yang lain hanya pelengkap. Lagu2 itu punya makna yang sama dengan lagu yang
lain. Tapi ada beberapa lagu yang benar2 berbeda dengan yang kami lakukan pada
album terakhir. Lagu itu berjudul “The Unholy” yang dipengaruhi oleh karyaku di
film. Ada lagu berjudul”Thirty Years to Live” yang agak seperti sebuah keberangkatan.
Ada juga lagu yang selalu melekat di pikiranku berjudul “The Dissident” yang
agak diluar dugaan dibandingkan dengan yang orang harapkan dari kami.
Kalian tur
dengan Aerosmith musim panas ini dalam tur “Let Rock Rule”. Rasanya seperti musik
rock yang sesungguhnya sangat dibutuhkan ditengah2 musik pop yang sangat
mendominasi, bagaimana perasaaan kalian tentang ini?
Slash: Aku
adalah orang yang rock n roll. Bisnis musik telah menjadi sesuatu hal yang
berorientasi pada musik pop dan semua genre musik yang berbeda harus menjadi
pop. Aku menyukai kenyataan bahwa aku mengerjakan musik rock n roll dan selalu
melakukan hal yang sama dengan sepenuh hati. Bagiku, Aerosmith telah
menggambarkan itu semua sejak aku masih anak2. Kami berdua pergi kesana dan
melakukan serangkaian tur besar itu dan membawa banner tersebut. Melakukkan itu
semua dengan sepenuh hati adalah sesuatu yang aku banggakan.
Myles: Meskipun rock bukan
angkatan yang seperti dulu lagi di Amerika, tapi masih punya penggemar setia
yang selalu ada, tidak peduli budaya populer apa yang dianggap keren. Itu hebat
karena kamu pergi ke sebuah pertunjukan rock dan kamu tau orang2 tidak ada
disana karena mereka mengikuti trend, Mereka bukan penggemar musiman, mereka
mengikuti hati mereka dan mendengarkan musik yang mereka suka. Selama bertahun2
orang2 mengatakan rock telah mati tapi
kenyataannya rock hanya kalah oleh budaya pop dari waktu ke waktu. Penggemar
rock masih ada dan itulah alasannya mengapa tur seperti ini begitu penting.