Ketika
Slash mengumumkan band yang akan tur dengannya untuk album solo pertamanya yang
dirilis tahun 2010, banyak yang mengharapkan Josh Freese (orang yang banyak
mengisi part drum dalam album solo pertama Slash), atau drummer yang sudah lama
berkolaborasi dengannya, Matt Sorum atau teman2 lain yang ada di daftar A sang
gitaris, yang akan mendapat anggukan tanda setuju Slash. Alih2 mereka, justru
mantan drummer Alice Cooper dan Union yang mendapatkan posisi itu. Sebuah
keputusan yang telah terbukti menjadi terobosan yang luar biasa, setelah empat
tahun tur dan dua album berikutnya.
Ketika
Slash, feat. Myles Kennedy & The Conspirators siap merilis album baru
mereka; World on Fire, Drum Expo berhasil berbicara dengan Brent tentang album
tersebut, bekerjasama dengan Slash, dan mengapa dia semakin dididik oleh
segerombolan ikon rock, waktu demi waktu.
Berikut
wawancaranya:
World
on Fire adalah album kedua Slash bersama Myles Kennedy & The Conspirators.
Bagaimana pendekatanmu terhadap album ini di studio?
Slash
memimpin band ini secara musikal dan bijaksana dalam visi. Kamu harus memberikan penghargaan padanya
karena menemukan orang2 yang tepat untuk bekerjasama dengannya, sehingga dia
dapat melakukan sesuatu yang dia memang jago dalam hal itu. Slash tidak berubah
menjadi penulis riff yang banyak karyanya, dia bisa saja menulis sepuluh riff
dalam sehari tapi jika dia tidak menemukan vokalis dan band yang tepat, maka
itu akan menjadi titik yang dapat diperdebatkan. Band ini punya chemistry dalam
penulisan lagu. Slash bisa berkolaborasi dengan orang2 di studio dan menyewa
band ini, jadi itu istimewa karna kami telah membuat dua album rekaman. Itu
seperti mempunyai bayi dengan seseorang, sekarang kami terhubung selamanya.
Kami
suka bermain bersama, bermain musik
bersama Slash tidak menjadi suatu tugas.
Apakah
proses penulisan lagu cenderung dimulai dengan riff dari Slash?
Slash
telah menginvestasikan banyak waktu dalam menciptakan riff, baik di jalanan
maupun di kamar hotel. Biasanya Slash dan Myles akan bertukar ide lebih dulu
dan melihat riff mana yang diinginkan Myles untuk diberikan melodi diatasnya.
Kemudian Slash akan datang kepada kami. Soundcheck menjadi tempat yang bagus
untuk menggarap ide2. Slash tidak menulis lagu secara penuh di jalanan dengan studio
yang besar, itu dua dunia yang berbeda. Todd, aku dan Slash benar2 sibuk begitu
kami selesai tur. Kami kembali ke LA, tancap gas dan kami bekerja berjam2 pada
akhir pekan, untuk menggabungkan ide2 bersama.
Itu
bukan menjadi tugas bermain bersama Slash. Mungkin begitu terjemahannya, karena
kami suka bermain musik bersama. Tidak seorangpun mengatakan pada yang lain,
“Hei kamu seharusnya memainkan drum begini atau gunakan baris melodi ini.”
Semua muncul begitu saja pada tempatnya. Tidak ada yang berpikir, “ini akan
terdengar keren di radio”
Ini
akan menjadi album kedua kalian dan menjadi tur dunia ketiga sejak 2010. Tentu
kalian punya etos kerja yang hebat
Itu
membuktikan bahwa Myles berasal dari planet luar jika kita melihat kemampuannya
menjadi penyanyi di dua band yang berbeda. Ini akan menjadi tur kami bersama
yang ketiga dan itu tidak menjadi melemah, segala sesuatu justru menguat.
Dengan
siapa kalian bekerjasama pada album World on Fire?
Kami
membuat rekaman dengan Michael “Elvis” Baskette. Dia punya sejarah yang panjang
dengan Myles. Menarik dan keren ketika kami memakai orang yang telah merekam
Myles sampai lima album dan tak satupun dari kami tau Elvis. Dia juga seorang
pemain gitar, jadi kupikir dia dan Slash bisa terhubung dengan baik. Slash
bertemu dengan beberapa produser sebelumnya dan dihari Elvis datang, dia bisa
masuk begitu saja. Itu sebuah perpaduan yang sempurna.
Dampak
apa yang diberikan produser yang merubah permainanmu?
Di
rekaman terakhir kami, aku bekerjasama dengan drummer yang banyak karyanya di
Eric Valentine, jadi kali ini aku merasa “Uh oh”. Itu karena di rekaman
terakhir, aku dan Eric mendalami sounds dan parts secara detail, hanya kami
berdua. Aku benar2 menyukai pendekatan itu. Dia benar2 luar biasa dalam
mendapatkan fill yang bagus dan kami mengulang2 lagu itu. Eric menekanku dan benar2 sulit bagiku, jadi
kupikir selanjutnya aku akan mencari produser yang lain yang akan menyulitkanku
lagi dan aku tidak kenal Elvis. Tapi yang hebat adalah Elvis nyambung dengan
drum dan suaranya. Kami menginginkan drum dengan suara yang hebat.
Apakah
kamu menggunakan Drum Workshop (DW) kit di studio?
Hal
terberat sebagai drummer adalah bagaimana kamu menyuarakan drum seperti dirimu
sendiri? Seringkali kamu datang ke studio dan produser menginginkanmu untuk
bermain dengan kit drum yang telah ada disana dan memang mereka telah nyaman
dengan kit drum itu. Drum itu mungkin telah mencetak jutaan rekaman tapi tidak
serta merta menjadi seperti suara drumku.
Aku
menggunakan DW kit maple mahogany-ku. Aku sudah jatuh cinta dengan drum itu.
Jika tampil live aku suka kick drum yang benar2 besar dan memang harus tampak
seperti itu. Slash sering berada di depan drum dan aku tau dia terhubung dengan
kick drum, jadi aku membaca hal itu dan aku tidak ingin kick drumnya kecil.
Mahogany
kit hanya ada ukuran 24” untuk kick drum, yang memang cukup besar untuk di
studio tapi akan terlalu kecil untuk di panggung. Ada 24” x 14”, aku
menggunakannya di studio dan terdengar seperti lama dan baru. Itu sebenarnya
kit yang benar2 baru, gres tapi kedengarannya sepeti aku telah menggunakannya
untuk 20 rekaman. Aku selalu menggunakan tom tam ukuran 13”, 16”, 18” dan snare
14”. Setiap lagu punya warnanya sendiri,
bagaimana snare drum nya. Aku punya seperangkat snare DW dan kami
menggunakan Mike Fasano yang menjadi gudangnya drum2 hebat, dia punya drum
snare Q yang keren, sebuah bell Tama dan banyak lagi DW.
Apakah
ada moment drum favoritmu di album ini?
Ada
lagu yang berjudul “Wicked Stone” yang aku suka karena itu bisa menjadi
seberharga Appetite for Destruction dan aku memikirkan bagaimana seharusnya
pendekatannya supaya mendapat feel yang sama. Aku suka Rocket Queen –itu adalah
track drum yang keren dari Steven Adler dan itu salah satu lagu favoritku. Itu
keren. Ada drum break di tengah2 tapi itu tidak dimaksudkan sebagai sebuah drum
break. Slash mengatakan aku harus berusaha mendapatkannya. Aku biasanya tidak
pernah membiarkan drumku diam tapi lagu itu menjadi keren dengan drum break.
Kamu
telah tur dengan Aerosmith. Seperti apa pengalaman itu?
Aku
seperti belajar setiap malam. Setelah penampilan kami, aku melihat mereka dan
ada banyak sejarah diantara kelima laki2 yang istimewa itu dan menyenangkan
untuk mengikutinya. Joey Krammer ada disana dan dia adalah salah satu drummer
favoritku. Aku beranjak dewasa dengan memainkan lagu2 Aerosmith. Sungguh suatu
kehormatan berada sepanggung dengan mereka.
Kamu
datang ke Inggris tahun ini dan kamu tampil di Arena kali ini
Kupikir
kami semua sangat terkejut dengan semua hal ini. Setiap kali datang kembali
untuk tampil di setiap negara, kami bermain di tempat yang lebih besar.
Khususnya di Inggris dimana kami tampil di Wembley Arena. Itu benar2 keren.
Sebagai artis, Slash populer baik di Amerika maupun di tempat lain, tapi tampak
lebih sulit untuk bisa mendatangkan orang2 ke tempat yang sangat besar disini. Kami
tinggal di Amerika tapi ingin bermain di tempat lain karena penonton masih
menginginkan melihat penampilan live band2 pujaan mereka. Kami tur bersama
Aerosmith sekarang dan menampilkan dua band bersama dalam satu paket, tampak
luar biasa disini. Seperti kita menonton KISS dan Def Leppard bersama atau
Motley Crue dan Alice Cooper
Apa
yang fans bisa harapkan dari show ini?
Di
panggung kami tidak hanya akan memainkan hits2 lama, Slash tidak mau merubah
pikirannya untuk menyuguhkan lagu2 baru juga disana. Kami akan memainkan semua
lagu, baik dari album baru, Apocalyptic Love. Kami jarang melakukannya dan kami
pasti akan memainkan semua hits2 kami.