Kamis, 26 Februari 2015

Memainkan Drum Rock demi Kehidupan Bersama Brent Fitz (Wawancara Brent Fitz dengan Drum Expo)



Ketika Slash mengumumkan band yang akan tur dengannya untuk album solo pertamanya yang dirilis tahun 2010, banyak yang mengharapkan Josh Freese (orang yang banyak mengisi part drum dalam album solo pertama Slash), atau drummer yang sudah lama berkolaborasi dengannya, Matt Sorum atau teman2 lain yang ada di daftar A sang gitaris, yang akan mendapat anggukan tanda setuju Slash. Alih2 mereka, justru mantan drummer Alice Cooper dan Union yang mendapatkan posisi itu. Sebuah keputusan yang telah terbukti menjadi terobosan yang luar biasa, setelah empat tahun tur dan dua album berikutnya.

Ketika Slash, feat. Myles Kennedy & The Conspirators siap merilis album baru mereka; World on Fire, Drum Expo berhasil berbicara dengan Brent tentang album tersebut, bekerjasama dengan Slash, dan mengapa dia semakin dididik oleh segerombolan ikon rock, waktu demi waktu.    

Berikut wawancaranya:

World on Fire adalah album kedua Slash bersama Myles Kennedy & The Conspirators. Bagaimana pendekatanmu terhadap album ini di studio?
Slash memimpin band ini secara musikal dan bijaksana dalam visi.  Kamu harus memberikan penghargaan padanya karena menemukan orang2 yang tepat untuk bekerjasama dengannya, sehingga dia dapat melakukan sesuatu yang dia memang jago dalam hal itu. Slash tidak berubah menjadi penulis riff yang banyak karyanya, dia bisa saja menulis sepuluh riff dalam sehari tapi jika dia tidak menemukan vokalis dan band yang tepat, maka itu akan menjadi titik yang dapat diperdebatkan. Band ini punya chemistry dalam penulisan lagu. Slash bisa berkolaborasi dengan orang2 di studio dan menyewa band ini, jadi itu istimewa karna kami telah membuat dua album rekaman. Itu seperti mempunyai bayi dengan seseorang, sekarang kami terhubung selamanya.
Kami suka bermain bersama,  bermain musik bersama Slash tidak menjadi suatu tugas.

Apakah proses penulisan lagu cenderung dimulai dengan riff dari Slash?
Slash telah menginvestasikan banyak waktu dalam menciptakan riff, baik di jalanan maupun di kamar hotel. Biasanya Slash dan Myles akan bertukar ide lebih dulu dan melihat riff mana yang diinginkan Myles untuk diberikan melodi diatasnya. Kemudian Slash akan datang kepada kami. Soundcheck menjadi tempat yang bagus untuk menggarap ide2. Slash tidak menulis lagu secara penuh di jalanan dengan studio yang besar, itu dua dunia yang berbeda. Todd, aku dan Slash benar2 sibuk begitu kami selesai tur. Kami kembali ke LA, tancap gas dan kami bekerja berjam2 pada akhir pekan, untuk menggabungkan ide2 bersama.
Itu bukan menjadi tugas bermain bersama Slash. Mungkin begitu terjemahannya, karena kami suka bermain musik bersama. Tidak seorangpun mengatakan pada yang lain, “Hei kamu seharusnya memainkan drum begini atau gunakan baris melodi ini.” Semua muncul begitu saja pada tempatnya. Tidak ada yang berpikir, “ini akan terdengar keren di radio”

Ini akan menjadi album kedua kalian dan menjadi tur dunia ketiga sejak 2010. Tentu kalian punya etos kerja yang hebat
Itu membuktikan bahwa Myles berasal dari planet luar jika kita melihat kemampuannya menjadi penyanyi di dua band yang berbeda. Ini akan menjadi tur kami bersama yang ketiga dan itu tidak menjadi melemah, segala sesuatu justru menguat.

Dengan siapa kalian bekerjasama pada album World on Fire?
Kami membuat rekaman dengan Michael “Elvis” Baskette. Dia punya sejarah yang panjang dengan Myles. Menarik dan keren ketika kami memakai orang yang telah merekam Myles sampai lima album dan tak satupun dari kami tau Elvis. Dia juga seorang pemain gitar, jadi kupikir dia dan Slash bisa terhubung dengan baik. Slash bertemu dengan beberapa produser sebelumnya dan dihari Elvis datang, dia bisa masuk begitu saja. Itu sebuah perpaduan yang sempurna. 

Dampak apa yang diberikan produser yang merubah permainanmu?
Di rekaman terakhir kami, aku bekerjasama dengan drummer yang banyak karyanya di Eric Valentine, jadi kali ini aku merasa “Uh oh”. Itu karena di rekaman terakhir, aku dan Eric mendalami sounds dan parts secara detail, hanya kami berdua. Aku benar2 menyukai pendekatan itu. Dia benar2 luar biasa dalam mendapatkan fill yang bagus dan kami mengulang2 lagu itu.  Eric menekanku dan benar2 sulit bagiku, jadi kupikir selanjutnya aku akan mencari produser yang lain yang akan menyulitkanku lagi dan aku tidak kenal Elvis. Tapi yang hebat adalah Elvis nyambung dengan drum dan suaranya. Kami menginginkan drum dengan suara yang hebat.     

Apakah kamu menggunakan Drum Workshop (DW) kit di studio?
Hal terberat sebagai drummer adalah bagaimana kamu menyuarakan drum seperti dirimu sendiri? Seringkali kamu datang ke studio dan produser menginginkanmu untuk bermain dengan kit drum yang telah ada disana dan memang mereka telah nyaman dengan kit drum itu. Drum itu mungkin telah mencetak jutaan rekaman tapi tidak serta merta menjadi seperti suara drumku.
Aku menggunakan DW kit maple mahogany-ku. Aku sudah jatuh cinta dengan drum itu. Jika tampil live aku suka kick drum yang benar2 besar dan memang harus tampak seperti itu. Slash sering berada di depan drum dan aku tau dia terhubung dengan kick drum, jadi aku membaca hal itu dan aku tidak ingin kick drumnya kecil.
Mahogany kit hanya ada ukuran 24” untuk kick drum, yang memang cukup besar untuk di studio tapi akan terlalu kecil untuk di panggung. Ada 24” x 14”, aku menggunakannya di studio dan terdengar seperti lama dan baru. Itu sebenarnya kit yang benar2 baru, gres tapi kedengarannya sepeti aku telah menggunakannya untuk 20 rekaman. Aku selalu menggunakan tom tam ukuran 13”, 16”, 18” dan snare 14”. Setiap lagu punya warnanya sendiri,  bagaimana snare drum nya. Aku punya seperangkat snare DW dan kami menggunakan Mike Fasano yang menjadi gudangnya drum2 hebat, dia punya drum snare Q yang keren, sebuah bell Tama dan banyak lagi DW.

Apakah ada moment drum favoritmu di album ini?
Ada lagu yang berjudul “Wicked Stone” yang aku suka karena itu bisa menjadi seberharga Appetite for Destruction dan aku memikirkan bagaimana seharusnya pendekatannya supaya mendapat feel yang sama. Aku suka Rocket Queen –itu adalah track drum yang keren dari Steven Adler dan itu salah satu lagu favoritku. Itu keren. Ada drum break di tengah2 tapi itu tidak dimaksudkan sebagai sebuah drum break. Slash mengatakan aku harus berusaha mendapatkannya. Aku biasanya tidak pernah membiarkan drumku diam tapi lagu itu menjadi keren dengan drum break.

Kamu telah tur dengan Aerosmith. Seperti apa pengalaman itu?
Aku seperti belajar setiap malam. Setelah penampilan kami, aku melihat mereka dan ada banyak sejarah diantara kelima laki2 yang istimewa itu dan menyenangkan untuk mengikutinya. Joey Krammer ada disana dan dia adalah salah satu drummer favoritku. Aku beranjak dewasa dengan memainkan lagu2 Aerosmith. Sungguh suatu kehormatan berada sepanggung dengan mereka. 

Kamu datang ke Inggris tahun ini dan kamu tampil di Arena kali ini
Kupikir kami semua sangat terkejut dengan semua hal ini. Setiap kali datang kembali untuk tampil di setiap negara, kami bermain di tempat yang lebih besar. Khususnya di Inggris dimana kami tampil di Wembley Arena. Itu benar2 keren. Sebagai artis, Slash populer baik di Amerika maupun di tempat lain, tapi tampak lebih sulit untuk bisa mendatangkan orang2 ke tempat yang sangat besar disini. Kami tinggal di Amerika tapi ingin bermain di tempat lain karena penonton masih menginginkan melihat penampilan live band2 pujaan mereka. Kami tur bersama Aerosmith sekarang dan menampilkan dua band bersama dalam satu paket, tampak luar biasa disini. Seperti kita menonton KISS dan Def Leppard bersama atau Motley Crue dan Alice Cooper

Apa yang fans bisa harapkan dari show ini?
Di panggung kami tidak hanya akan memainkan hits2 lama, Slash tidak mau merubah pikirannya untuk menyuguhkan lagu2 baru juga disana. Kami akan memainkan semua lagu, baik dari album baru, Apocalyptic Love. Kami jarang melakukannya dan kami pasti akan memainkan semua hits2 kami.

Sumber: http://www.musicradar.com/news/drums/playing-rock-drums-for-a-living-with-brent-fitz-604585/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar